Kota Bima, NTB - 𝐛𝐡𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐞𝐰𝐬.𝐦𝐲.𝐢𝐝
Puluhan tahun sudah aliran anak sungai damsalo mengalir membelah kampung Penatoi tanpa pernah kering sepanjang tahun untuk irigasi pertanian diwilayah Mpunda. 

Selama itupula problem akut
persampahan menjadi cerita harian yang memprihatinkan. Anak sungai bak tempat sampah massa warga yang menambah kekumuhan dan kekotoran lingkungan Penatoi terutama diwilayah sepanjang aliran anak sungai damsalo. 

Berbagai langkah telah dilakukan tetapi cerita sama saja, anak sungai masih menjadi tempat favorit untuk pembuangan sampah. Bahkan terkesan semua kehilangan akal bagaimana mengatasi problem sampah disepanjang anak sungai tersebut. 

Setiap kali pembersihan sampah melalui gotong rorong warga, bisa jadi puluhan ton sampah dihasilkan dari sepanjang anak sungai. Hal itu terus berulang selama puluhan tahun sejak anak sungai dam salo itu ada. 

Berbeda dengan saat ini, wajah anak sungai damsalo telah berubah, bahkan kedepan wajah anak sungai damsalo tidak hanya bersih dari sampah, bening dan indah tetapi akan menjadi sumber ekonomi baru bari ratusan kepala keluarga serta akan menjadi destinasi baru yang akan dikunjungi oleh banyak khalayak. 

Perubahan itu terjadi setelah berlahan lahan anak sungai damsalo dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar. Bahkan kedepan budidaya ini menjadi yang pertama dan terpanjang yang pernah ada di Kota Bima. 

Geliatnya setiap hari semakin terasa. Warga semakin antusias terus untuk memambah kolam. Pada awalnya hanya ada 3 kolam percontohan yang disupport oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, selang  ± dua minggu, secara mandiri dan swadaya warga kemudian terus menambah kolam hingga saat ini sudah ada sebanyak 20 kolam siap tabur bibit. 

Tidak hanya anak sungai menjadi bersih sampah, kolam yang terus bertambah tetapi beberapa lapak kopi sudah mulai tumbuh sekedar untuk melayani pengunjung yang sekedar ingin menyaksikan perubahan wajah anak sungai damsalo sembari menyaksikan ikan ikan yang baru di tabur pada bebera kolam. 

Meski masih ada dua titik aliran anak sungai yang belum termanfaatkan untuk sementara ini sehingga masih menjadi aliran sampah, tetapi dengan melihat animo dan semangat warga untuk berbudidaya ikan rasanya tidak lama lagi semua aliran anak sungai setahap demi setahap akan berubah wajah secara total. 

Tentu saja tidak hanya budidaya ikan, tetapi kedepan pada tahap berikutnya adalah penataan disekitar area budidaya dengan berbagai kreatifitas sehingga menambah daya tarik warga Kota Bima untuk berkunjung dan menikmati berbagai proses kreatif yang ada disekitar area budidaya. 

𝚁𝚎𝚍 - 𝐉𝐞𝐧 𝐔𝐦𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐧𝐢