Banyuwangi-Bhayangkaranews.my.id-Salah satu nelayan pencari ikan cumi Mahri asal warga Sumenep kabupaten Madura, harus berjuang menempuh waktu siang dan malam selama 4 sampai 5 hari ditengah lautan demi mencukupi keluarganya, Senin (05/09/2022).

"Sedihnya lagi walaupun beliyau tekun melaut terkadang hasilnya tidak mencukupi dengan kebutuhanya sehari hari.apalagi saat sekarang ini BBM lagi naik draktis,(7%) selain keluhan karna BBM beliupun kesulitan untuk membelinya.

Mahri (55) tahun asal Sumenep Madura ini sanggat kebingungan sekali dimana dia harus mencukupi keluarganya dengan (3 tiga) orang anaknya yang salah satunya masih sekolah di bangku Sekolah Dasar (SD) dengan keadaan yang begitu sulit ini hal seperti saat sekarang ini mustahil bagi beliyau mampu menangani kebutuhan dan kekuranganya yang begitu pas pasan.

"Sedangkan itu mereka tingal dirumah kontrakan yang harganya begitu sangat mahal,mencapai hampir (4) Empat Juta pertahun itupun belum beban bulanan listriknya dan yang lainya.

Hal seperti ini terkadang kesadaran pemerintah untuk memberikan bentuk bantuan terkadang cendrung tebang pilih, karna beliyau dipandang bukan asli penduduk Banyuwangi.

"Buktinya saja disaat salah satu anaknya yang lagi butuh mengharap bantuan disaat oprasi bibir sumbing pemerintah desa Mandar Kerobokan sama sekali tidak tau menau dengan adanya oprasi tersebut, adanya sukarelawan dari Laskar Nusantara yang ahirnya bisa terbantu akan tetapi hasilnya dari pada oprasi tersebut setelah berhasil 75% namun ahirnya anak yang di oprasi meninggal dunia.

"Dan itupun sama sekali tidak ada bantuan dari pemerinta setempat sampai saat ini Ifa sebagai orang tua dari almarhum hanya bisa pasrah dan menerima apa yang sudah menjadi kehendak, ALLOH SWT yang maha kuasa karna dirinya mengerti dan menyadari bahwa beliyau tidak bisa berbuat apa apa lantaran bukan warga asli desa tersebut,"ungkapnya.

Editor Darmisi Pewarta Hadi dan Cahyo