Jakarta - Bhayangkaranews.my.id
Tahun 2023 belum genap satu bulan dijalani, tatkala Bank Dunia membuat pernyataan yang mengagetkan banyak pihak. 

Dalam laporan semester terbaru bertema Prospek Ekonomi Global (Global Economic Prospects) yang dirilis dari markas besar di Washington, Amerika Serikat, Selasa (10/1/2023), Bank Dunia menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi global di 2023 akan melambat.

Jika enam bulan lalu pertumbuhan ekonomi global masih di kisaran 3 persen, maka untuk 2023 ini diprediksi hanya berada di 1,7 persen saja dan sekitar 2,7 persen setahun setelahnya. 

Perang Rusia dan Ukraina, kenaikan suku bunga bank sentral, dan masih belum pulihnya ekonomi dunia di era pandemi dituding organisasi pemberi pinjaman pembangunan sebagai penyebab utama.  

Organisasi pimpinan David Malpass itu memprediksi situasi tadi akan mendorong ekonomi menuju resesi paling buruk dalam kurun hampir tiga dekade terakhir. 

Tentunya pernyataan tadi menjadi peringatan bagi banyak negara tak terkecuali Indonesia yang sedang menata kembali sendi-sendi perekonomiannya termasuk di sektor pariwisata, primadona devisa di luar sektor minyak dan gas bumi.

Sejak lama Indonesia dikenal dunia sebagai negara kepulauan dengan keindahan alam nan memukau berpadu bersama keragaman budaya yang begitu kaya serta keramahan penduduknya. 

Itulah magnet sejati dari datangnya berjuta-juta turis dunia melancong ke tanah air. 

Dunia pariwisata di tanah air pernah mereguk nikmatnya cuan dari kedatangan para turis dunia ke Nusantara sebelum terjadinya pagebluk.

Lihat saja bagaimana pada 2019 negara kita dibanjiri sekitar 16,11 juta turis mancanegara. 

Badan Pusat Statistik mencatat, kedatangan turis-turis asing tadi memberi pemasukan bagi kas negara sebesar USD20 miliar atau sekitar Rp310 triliun. 

Jumlah tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah, mengalahkan hasil ekspor migas dan kelapa sawit.

Tentu bukan perkara mudah untuk mengembalikannya ke kondisi semula dan menjadi tantangan untuk para pemangku kepentingan sektor pariwisata. 

Upaya pemulihan pun dilakukan pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat supaya sektor pariwisata kembali berjaya. 

Tak hanya menggencarkan serbu vaksin kepada masyarakat agar terbentuk imunitas massal saja, tetapi juga memberi bantuan kredit kepada pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) pariwisata saja agar mereka kembali bangkit.

Selain itu juga mengajak induk-induk organisasi olahraga dunia agar mau menggelar pertandingan mereka di Indonesia. 

Tentu saja event yang dipilih adalah yang mampu mendatangkan penonton internasional dalam jumlah banyak seperti halnya MotoGP, World Superbike, Formula Satu Powerboat, dan Piala Dunia U-20.

Ini sekaligus sebagai ajang promosi pariwisata nasional. Perlahan tapi pasti, upaya-upaya itu mulai menampakkan hasil ketika BPS pada 2 Januari 2023 lalu merilis angka kunjungan turis mancanegara ke Indonesia dalam kurun Januari--November 2022. 

Terdapat sekitar 4,6 juta orang menyinggahi objek-objek wisata di Nusantara.


Sumber: Sekretariat Presiden / Team Edytor