Ketua Korwil Garda Matahari, Ir. Khairil Amri, meminta kepada seluruh stasiun televisi nasional atau swasta untuk menghentikan penanyangan perhitungan quickcount dan menggantikan penayangan dengan realisasi count KPU, karena sudah sangat jelas dan banyak terdapat kesalahan dalam sistem perhitungan nya, apalagi banyak terdapat kesalahan penginputan data pada sistem sirekap KPU yang mengakibatkan penggelumbungan suara pada salah satu paslon, penggelumbungan suara yang tidak masuk akal, rata rata DPT pada tiap TPS maksimal 300 suara, bisa menjadi 800 bahkan lebih, ini akan menjadi preseden buruk terhadap penyelenggara pemilu, bahkan bisa dikatakan bahwa ini lah pemilu terburuk semenjak reformasi, kecurangan yang terjadi sejak awal,  sejak di mulai tahapan pemilu, diperkuat dengan keputusan MK, seakan akan ada sesuatu kekuatan yang boleh berbuat apa saja tanpa menghiraukan norma norma hukum yang berlaku, wasit pun bertindak menjadi pemain, penonton pun menjadi pemain kental nuansa mempertahankan kekuasaan dan berbuat segala macam cara untuk melanggengkan kekuasaan. 




Didampingi Bidang Hukumnya Ariffani, SH.,MH, Ketua korwil Garda Matahari Sumut juga mengajak seluruh elemen masyarakat yang cinta pada pada pemilu jujur, dan adil untuk bersuara dan melakukan  sesuatu agar KPU, Bawaslu kembali bekerja pada track nya, jangan menjadi alat kekuasaan,  kemenangan itu memang penting, tetapi proses mencapai kemenangan jauh lebih penting. Selain itu Ir. Khairi Amri yang juga Jubir Timnas AMIN, ini mengajak seluruh komponen Pejuang, komponen Relawan untuk tetap bersemangat,  menjaga perhitungan suara pemilu di PPK , KPUD kabupaten/kota, KPUD Provinsi sampai KPUD Pusat, jangan biar kan ada satu kecurangan yang terjadi, kumpulkan semua laporan dan bukti bukti yang didapat di masyarakat mengenai kecurangan Pemilu yang Terstruktur, Sistematis dan Masif ini. Pemilu 2024 ini harus menjadi tonggak Perubahan Indonesia untuk menjadi negara yang Adil Makmur, Bermartabat, disegani kawan mau pun lawan. 


Menurut Ariffani, kecurangan demi kecurangan yang terjadi, sebenarnya sudah kita duga kuat akan terjadi. Bahkan dalam diskusi internal yang kami digelar, kecurangan pilpres ini sdh dimulai sebelum Pilpres, yang menurut kami telah terstruktur sistematis dan masif. Terbukti kan, kini hal itu benar benar terjadi. Sayangnya, kita tidak mendengar suara para PEMANTAU PEMILU., kmana mereka, tegas Arif yang juga Ketua BAHU NASDEM SUMUT. (AA)